Emosi dan Frustasi Seorang Anak

Besar harapan tak sesuai dengan jalan.
Mengulang-ulang hari tanpa tujuan.
Emosi sudah dihempaskan sampai titik kejenuhan.
Apa mestiku lakukan lagi?

Terhimpit dorongan kepentingan suatu yang kita sebut 'Kepentingan Keluarga dan Masa Depan'.
Pernahkah kau 'Orang Tua' memberi dorongan yang sesuai kemampuan anakmu ini, biarkan apa adanya, dan tak kau perlu bilang sia-sia sudah.
Aku lelah ingin keluar dari kandang surga berbau neraka ini.
Otak melayang terbang dibawah garis kenormalan.


Anda berdua bagaikan 2 sudut yang berbeda
1 sudut dengan 'emosinal tanpa kontrol' dan 1 sudut 'emosi bisa dikontrol dan labil'
Mendidik kami (anakmu) di keluarga ini dan kami memahaminya.
Aku ingin aku apa adanya, tolonglah! aku sudah lelah dengan semua ini.

Dewasa itu soal waktu, bukan paksaan untuk mampu berpikir jelas
Dan kami (anakmu) melihat sekitaran, kami (anakmu) tidak bohong apa yang kami lakukan
Membahas tentang sifat orang lain dan membanding kami (anakmu) dengan orang lain.
Coba tolonglah pandang kami (anakmu) dengan sewajarnya, karena kami hidup dengan mu 'orang tua'

Sore hari, 17 Juni 2014
Mengulas hal hal lalu tanpa ada lelahnya, dan saya semakin jenuh.
Ingin berbuat tapi selalu kami dianggap lemah (di pikiranmu)
Harus ku berbicara dengan siapa lagi, Tuhan?

0 Response to "Emosi dan Frustasi Seorang Anak"